Jakarta (ANTARA) - Tak begitu sulit bagi Denver Nuggets untuk menulis sejarahnya sendiri supaya bisa mengangkat piala juara NBA musim 2022-2023, dengan mengalahkan Miami Heat 4-1.
Skor 4-1, berarti Nuggets hanya mendapati perlawanan dari Heat satu kali di laga Final NBA 2022-2023. Yakni pada gim kedua, di Denver, yang membuat skor menjadi 1-1.
Miami Heat memang gemilang di babak playoff musim ini. Mereka hampir tersingkir di babak play-in dengan kalah melawan Atlanta Hawks di gim pertama kualifikasi, namun berhasil menyelinap ke babak playoff selepas mengalahkan Chicago Bulls di gim kedua babak play-in.
Di situlah perjalanan Jimmy Butler dan kawan-kawan bersama Miami Heat mengundang decak kagum.
Secara mengejutkan Heat mampu mengalahkan tim teratas klasemen NBA Wilayah Timur Milwaukee Bucks dengan skor meyakinkan, 4-1. Melewati New York Knicks dengan skor 4-2 untuk melaju ke final Wilayah Timur, dan lagi-lagi berhasil menang melawan tim papan atas Boston Celtics, dengan rangkaian tujuh laga penuh drama yang berakhir 4-3 untuk Heat.
Tapi di babak Final NBA Miami Heat tak berkutik. Mereka harus mengakui keperkasaan Denver Nuggets yang memang tak tertandingi sejak musim reguler.
Nikola Jokic. Nama itulah yang akan menjadi sorotan pada sejarah yang tertulis pertama kali bagi tim Denver Nuggets.
Pertama kalinya Nuggets mencapai Final NBA sepanjang umur klub itu berdiri, untuk pertama kalinya pula trofi Champions NBA diangkat. Yang rasa-rasanya, agak muskil Denver bisa menciptakan sejarah tanpa kehadiran pemain Serbia setinggi 2,11 meter pada setiap tanding yang dilakoni.
Dengan tubuhnya yang menjulang seperti halnya pemain posisi center di dalam olahraga bola basket, Jokic lebih leluasa mengambil bola rebound, membuatnya di atas angin saat mengambil tembakan bola lawan yang meleset.
Selain fisik yang sangat menguntungkan, Jokic juga dibekali IQ yang tinggi dalam bola basket. Operannya, umpannya kepada rekan setim sangat-sangat nikmat untuk dibuahi menjadi poin.
Mata Jokic seperti ada di belakang kepalanya, atau telinganya juga bisa melihat? Entah berapa kali dia mengoper tanpa melihat atau "no look pass".
Celah kecil yang tak tertutup oleh pertahanan lawan bisa dieksploitasinya menjadi operan umpan. Dengan mudah rekan yang diberi bola mencetak poin, kebanyakan lewat dunk, tak sedikit juga lay up ataupun three point dengan bebas tanpa gangguan lawan.
Satu lagi yang mengerikan dari Jokic adalah akurasi tembakan. Anthony Davis, pemain center Los Angeles Lakers yang tinggi tubuhnya mirip-mirip dengan Jokic, berkali-kali dibuat bergeleng-geleng kepala oleh tembakan tiga angka pemain big man Denver itu.
Anthony Davis dengan tinggi 2,08 meter, ditugaskan untuk mengawal kemanapun Jokic pergi pada laga final NBA Wilayah Barat antara Denver Nuggets dan Los Angeles Lakers. Tapi Davis kalah telak, pertarungan dua big man itu dimenangi oleh Jokic. Nuggets menang tanpa perlawanan atas Lakers di final Wilayah Barat dengan skor 4-0.
Tembakan Jokic memang sangat efisien dan akurat. Dia seperti tidak mau banyak gaya dalam menyumbang poin. Dengan tingginya yang di atas rata-rata pemain NBA itu seharusnya dengan mudah melompat sambil menghentakkan bola ke dalam keranjang dengan sangat keras, dunk seperti kebanyakan pemain NBA lainnya.
Tapi seringnya Jokic hanya melompat kecil dan memantulkan bola ke papan untuk menggiringnya masuk ke dalam keranjang saat di sudah persis di bawah ring. Top skorer bagi timnya sudah menjadi makanan hampir di setiap laga bagi Jokic.
Dengan semua keahlian itu, jadilah dia monster triple-double di jagat NBA. Pada musim reguler NBA 2022-2023, Jokic mencetak triple-double sebanyak 29 kali.
Tak berhenti, Jokic mencetak 10 triple-double di babak playoff NBA. Dua di antaranya dilakukan di Final NBA yang membuat namanya lagi-lagi ditulis dalam sejarah sebagai pemain pertama yang mencetak dua kali triple-double pada laga final.
MVP
Pada musim 2021 dan 2022, Nikola Jokic dinobatkan sebagai Most Valuable Player (MVP) NBA. Pada tahun ini, gelar tersebut direbut oleh Joel Embiid dari Philadelphia 76ers.
Kritik berhamburan kepada Embiid sebagai penyandang gelar MVP, namun tidak bisa membawa timnya menembus final NBA Wilayah Timur. Philadelphia 76ers kalah dari Boston Celtics di semifinal Wilayah Timur lewat skor 3-4, dengan kontribusi yang minim.
Banyak suara-suara yang mengatakan seharusnya gelar MVP jatuh kepada Jokic, dan menjadikannya sebagai MVP NBA tiga tahun berturut-turut. Jokic menempati urutan kedua dalam perebutan gelar MVP tahun 2023.
Namun apa yang dikata oleh Jokic? "Pemilihan gelar MVP sudah tepat. Joel Embiid bermain bagus sepanjang musim."
Bahkan pelatih Denver, Michael Malone pun mendeskripsikan Jokic sebagai pemain yang pemalu. Dia enggan dielu-elukan kehebatannya, meskipun sebenarnya memang menjadi pemain kunci bagi Nuggets. Barangkali hal itu pula yang membuat Jokic enggan melakukan dunk, hanya menembak seefisien mungkin untuk mendapat poin.
Pada akhirnya, Nikola Jokic tetap mendapatkan gelar MVP pada pertandingan Final NBA. Memangnya siapa lagi? Dua triple-double, dua kali top skorer, dan tiga double-double dalam lima pertandingan Final NBA untuk memberikan piala juara pertama bagi Denver Nuggets.