Diskominfo Sulbar ajak masyarakat tangkal informasi berpotensi jadi hoaks
Mamuju (ANTARA) - Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Provinsi Sulawesi Barat Mustari Mula, mengajak seluruh masyarakat di daerah itu untuk menangkal dan memahami setiap informasi yang berpotensi menjadi hoaks.
"Mari kita lawan hoaks dengan bijak menggunakan media sosial," kata Mustari Mula, pada festival literasi digital yang digelar Kementerian Kominfo, di Mamuju, Minggu.
Penyebaran konten negatif seperti hoaks atau kabar bohong, kata Mustari Mula, menjadi salah satu ancaman terbesar di Indonesia.
Sehingga, lanjut Mustari Mula, dibutuhkan kecakapan masyarakat dalam memilah dan memilih informasi yang benar dan informasi yang berpotensi hoaks.
Pada kesempatan itu, Mustari Mula memaparkan terkait cara membedakan informasi yang benar dan hoaks, salah satunya dengan mengecek kebenaran setiap informasi yang diterima.
"Setiap informasi yang diterima harus dicek dan disaring dengan baik faktanya, sebab hoaks kadang bersumber pada gambar video dan narasi," kata Mustari Mula.
Ia mencontohkan, beberapa informasi yang menjadi sumber hoaks, seperti menunjukkan salah satu tokoh pemimpin negara yang tertangkap polisi, yang sesungguhnya informasi tersebut tidak benar, namun banyak orang percaya.
"Sehingga orang yang cakap digital harus memahami betul gambar dan video yang didapatkan dari berbagai media sosial," ujar Mustari Mula.
Ia berharap, melalui kegiatan itu, dapat memberikan manfaat terutama bagaimana bermedia sosial yang baik dan lebih bijak, khususnya untuk memproduksi konten positif.
Sementara, Relawan TIK Sulbar Salahuddin menjelaskan bahwa di tengah perkembangan informasi digital, menjadikan setiap orang lebih mudah terpapar hoaks.
"Sehingga informasi yang diterima harus dipastikan betul kebenarannya, agar tidak menjadi hoaks," ucap Salahuddin.
Ia berharap, melalui kegiatan tersebut masyarakat dapat membedakan informasi hoaks dan informasi yang benar.
"Kami berharap, melalui kegiatan ini masyarakat dapat lebih memahami informasi yang benar dan yang berpotensi hoaks. Jadi, harus benar-benar mengecek kebenaran informasi yang diterima," kata Salahuddin.
"Mari kita lawan hoaks dengan bijak menggunakan media sosial," kata Mustari Mula, pada festival literasi digital yang digelar Kementerian Kominfo, di Mamuju, Minggu.
Penyebaran konten negatif seperti hoaks atau kabar bohong, kata Mustari Mula, menjadi salah satu ancaman terbesar di Indonesia.
Sehingga, lanjut Mustari Mula, dibutuhkan kecakapan masyarakat dalam memilah dan memilih informasi yang benar dan informasi yang berpotensi hoaks.
Pada kesempatan itu, Mustari Mula memaparkan terkait cara membedakan informasi yang benar dan hoaks, salah satunya dengan mengecek kebenaran setiap informasi yang diterima.
"Setiap informasi yang diterima harus dicek dan disaring dengan baik faktanya, sebab hoaks kadang bersumber pada gambar video dan narasi," kata Mustari Mula.
Ia mencontohkan, beberapa informasi yang menjadi sumber hoaks, seperti menunjukkan salah satu tokoh pemimpin negara yang tertangkap polisi, yang sesungguhnya informasi tersebut tidak benar, namun banyak orang percaya.
"Sehingga orang yang cakap digital harus memahami betul gambar dan video yang didapatkan dari berbagai media sosial," ujar Mustari Mula.
Ia berharap, melalui kegiatan itu, dapat memberikan manfaat terutama bagaimana bermedia sosial yang baik dan lebih bijak, khususnya untuk memproduksi konten positif.
Sementara, Relawan TIK Sulbar Salahuddin menjelaskan bahwa di tengah perkembangan informasi digital, menjadikan setiap orang lebih mudah terpapar hoaks.
"Sehingga informasi yang diterima harus dipastikan betul kebenarannya, agar tidak menjadi hoaks," ucap Salahuddin.
Ia berharap, melalui kegiatan tersebut masyarakat dapat membedakan informasi hoaks dan informasi yang benar.
"Kami berharap, melalui kegiatan ini masyarakat dapat lebih memahami informasi yang benar dan yang berpotensi hoaks. Jadi, harus benar-benar mengecek kebenaran informasi yang diterima," kata Salahuddin.