Makassar (ANTARA) - PT PLN (Persero) menyiapkan kompensasi terhadap pemadaman listrik bergilir untuk pelanggan disesuaikan dengan lama waktu pemadaman listriknya.
Pemadaman listrik ini terjadi sekitar 1-5 jam yang berbeda-beda pada setiap wilayah sejak September di Sulawesi Selatan.
"Pada prinsipnya, pelanggan yang terdampak akan diberikan kompensasi pengurangan pembayaran sesuai dengan Permen SDM nomor 18 tahun 2019 terkait pengurangan energi," ungkap Senior Manager PLN UID Sulselrabar Darmadi pada bincang media terkait hilirisasi dan keberlanjutan ekonomi Sulsel di Makassar, Sulsel, Senin.
Hanya saja, Darmadi belum bisa memastikan kapan kebijakan itu akan dimulai, termasuk berapa nilai atau persentase dari tagihan pelanggan.
Pemadaman listrik bergilir oleh PLN disebut sebagai dampak dari fenomena El Nino yang mengakibatkan kekeringan sehingga debit air di berbagai pembangkit listrik tenaga air menurun drastis dan berakibat pada pasokan listrik yang dihasilkan.
Seperti PLTA Bakaru di Pinrang yang sekiranya mampu memasok listrik sebesar 126 MW, kini hanya mampu menghasilkan listrik sebesar 42 MW atau menurun sekitar 60 persen. Begitu pula pada PLTA Bili-bili Gowa yang saat ini tidak lagi beroperasi sementara waktu, karena kurangnya debit air.
Tidak hanya PLTA, fenomena El Nino juga berdampak pada pasokan listrik dari PLTB yang ada di Kabupaten Jeneponto dan kabupaten Sidrap. Hasil pasokan listrik yang disediakan nyaris 0 pada sejumlah hari.
Terkait kompensasi pemadaman listrik bergilir di Sulsel, General Manager PLN UID Sulselrabar Moch Andy Adchaminoerdin menyebut bahwa PLN dipastikan akan memberikan kompensasi sesuai Peraturan Menteri ESDM.
"Kita masih hitung. Nanti ada yang prabayar itu nanti yang beli token pasti ada nomor tokennya di bawahnya. Token yang dibeli token yang untuk kompensasi. Tapi yang pasca bayar, bulan depan akan terpotong pembayarannya," urai Andy.
PLN mencatat daya mampu pasok (DMP) kondisi normal sistem kelistrikan Sulbagsel (Sulawesi Bagian Selatan) mencapai 2.300 megawatt (MW) dengan kontribusi PLTA sebesar 850 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) sebesar 140 MW atau secara total sangat besar sekitar 990 MW (42 persen).
Musim kemarau yang berkepanjangan telah berdampak terhadap keterbatasan kemampuan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang memegang 33 persen dari total pasokan listrik sistem Sulbagsel.
Berita Terkait
LPSK mengapresiasi putusan MK perpanjang batas waktu pengajuan kompensasi bantuan korban terorisme
Jumat, 30 Agustus 2024 12:04 Wib
Chicago Fire beri kompensasi harga tiket seandainya Messi tak bermain pada lanjutan MLS
Sabtu, 20 Juli 2024 8:03 Wib
PLN UID Sulselrabar mulai memberikan kompensasi pemadaman bergilir
Jumat, 1 Desember 2023 12:02 Wib
Sri Mulyani : Realisasi manfaat pensiun naik 5,2 persen jadi Rp58,1 triliun
Selasa, 23 Mei 2023 4:58 Wib
Pemerintah bayarkan kompensasi dan subsidi Rp475 triliun pada 2022
Selasa, 20 Desember 2022 21:17 Wib
Kementan belum mencairkan kompensasi ternak terkait PMK di Sulsel
Selasa, 1 November 2022 22:11 Wib
Kemenkeu memperkirakan APBN masih surplus pada Oktober 2022
Selasa, 1 November 2022 23:15 Wib
Disnakkeswan Sulsel : Kompensasi pemotongan bersyarat ternak PMK terkendala rekening
Kamis, 13 Oktober 2022 5:23 Wib