Makassar (ANTARA) - Kepala Bidang Humas Diskominfo Bulukumba, Andi Ayatullah Ahmad mengatakan, pengawasan Gedung Phinisi yang merupakan Gedung Satu Atap (Satap) ini diperketat pasca kebakaran puncak Gedung Phinisi terjadi Selasa sekitar pukul 01.00 Wita.
“Menyikapi hal itu, Pemerintah Kabupaten Bulukumba mengambil langkah serius untuk memaksimalkan pengawasan terhadap aktivitas di puncak Gedung Pinisi,” kata Ayatullah saat dikonfirmasi dari Makassar, Selasa.
Dia mengatakan, pengawasan yang diperketat itu dilakukan pasca insiden kebakaran kecil yang terjadi di lambung kapal yang menjadi ikon gedung tersebut.
Menurut dia, Upaya tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi dini. Apalagi diketahui, lambung kapal phinisi yang terbakar itu sebagian besar terbuat dari kayu berkualitas.
"Bagian lambung depan kapal yang mengalami kebakaran. Untungnya, kayunya berkualitas sehingga api tidak cepat menjala ke mana-mana dan api cepat diblokir," jelasnya.
Mengenai penyebab kebakaran itu, lanjut dia, belum dapat disimpulkan, karena itu penyelidikan lebih lanjut akan diserahkan ke ke pihak kepolisian.
Sementara itu, Kepala Bidang Sarpras Pemadam Kebaaran Bulukumba Andi Baso Sullewatang mengatakan, penyebab kebakaran belum dapat dipastikan dan Pemkab Bulukumba belum menghitung jumlah kerugian yang ditimbulkan.
Kapal tradisional khas Bulukumba itu adalah sumbangan dari pengusaha asal Kecamatan Bontobahari di Kabupaten Bulukumba. Wilayah Bontobahari terkenal sebagai lokasi pembuat perahu Phinisi yang sudah dikenal hingga ke mancanegara akan kehandalannya mengarungi samudera.