Peringatan Maulid Nabi Muhammad di Maros dengan aksi berbagi telur hias
Maros (ANTARA) - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan ditandai dengan aksi berbagi telur hias dan aneka menu khas Bugis Makassar untuk memupuk jiwa sosial.
"Tradisi berbagi telur hias dan aneka menu khas Bugis Makassar ini setelah doa dan dzikir bersama di masjid, sudah menjadi agenda rutin setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW," kata Ketua Panitia Masjid Nurul Ittihad Suhardi di Kecamatan Lau Kabupaten Maros, Sulsel, Senin.
Dia mengatakan, selain mendengarkan tausyiah dari ustadz dirangkaikan dengan doa dan dzikir bersama, warga di sekitar masjid membawa aneka telur hias warna-warni dan aneka menu dikumpulkan di masjid untuk selanjutnya kembali dibagikan ke warga, termasuk yang kurang mampu.
Menurut dia, tradisi seperti ini sudah berlangsung turun-temurun untuk memupuk jiwa sosial di kalangan keluarga dan lingkungan sosial.
Hal tersebut dibenarkan oleh H Ahmad selaku tokoh masyarakat di Kabupaten Maros.
Dia mengatakan, warga biasanya jauh-jauh hari sudah mempersiapkan anggaran untuk mengadakan 'bakul' Maulid dan isinya.
Untuk bakul kecil yang kini umumnya sudah diganti menjadi ember, membutuhkan anggaran sedikitnya Rp300 ribu untuk mengisi dengan aneka menu khas seperti ikan bakar bandeng, ayam nasu likku dan songkolo dari beras ketan.
Menurut warga Kecamatan Bantimurung, Maros Nurlia, setiap rumah biasanya membuat satu ember dengan pernak-pernik yang isinya berupa lauk-pauk, aneka buah, sembako, telur wrna-warni dan makanan kecil di bagian atas ember.
"Anggaran untuk ember besar bisa Rp500 ribu hingga jutaan rupiah, namun biasanya juga ada ember kecil yang disiapkan untuk dibagi-bagikan, sedang ember besar itulah yang dibawa dan dikumpulkan di masjid," katanya.
"Tradisi berbagi telur hias dan aneka menu khas Bugis Makassar ini setelah doa dan dzikir bersama di masjid, sudah menjadi agenda rutin setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW," kata Ketua Panitia Masjid Nurul Ittihad Suhardi di Kecamatan Lau Kabupaten Maros, Sulsel, Senin.
Dia mengatakan, selain mendengarkan tausyiah dari ustadz dirangkaikan dengan doa dan dzikir bersama, warga di sekitar masjid membawa aneka telur hias warna-warni dan aneka menu dikumpulkan di masjid untuk selanjutnya kembali dibagikan ke warga, termasuk yang kurang mampu.
Menurut dia, tradisi seperti ini sudah berlangsung turun-temurun untuk memupuk jiwa sosial di kalangan keluarga dan lingkungan sosial.
Hal tersebut dibenarkan oleh H Ahmad selaku tokoh masyarakat di Kabupaten Maros.
Dia mengatakan, warga biasanya jauh-jauh hari sudah mempersiapkan anggaran untuk mengadakan 'bakul' Maulid dan isinya.
Untuk bakul kecil yang kini umumnya sudah diganti menjadi ember, membutuhkan anggaran sedikitnya Rp300 ribu untuk mengisi dengan aneka menu khas seperti ikan bakar bandeng, ayam nasu likku dan songkolo dari beras ketan.
Menurut warga Kecamatan Bantimurung, Maros Nurlia, setiap rumah biasanya membuat satu ember dengan pernak-pernik yang isinya berupa lauk-pauk, aneka buah, sembako, telur wrna-warni dan makanan kecil di bagian atas ember.
"Anggaran untuk ember besar bisa Rp500 ribu hingga jutaan rupiah, namun biasanya juga ada ember kecil yang disiapkan untuk dibagi-bagikan, sedang ember besar itulah yang dibawa dan dikumpulkan di masjid," katanya.