Palu (ANTARA Sulsel) - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola menerima penghargaan Kesatria Karya Bhakti Husada kategori 'Kartika' atas jasa, pengabdian, serta kepemimpinannya yang menghasilkan banyak prestasi menonjol bidang kesehatan selama lima tahun memimpin daerah ini.
Gubernur Sulteng Longki Djanggola saat dihubungi Antara melalui telepon dari Palu, Sabtu, mengatakan penghargaan tersebut diserahkan Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek pada puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional di Hotel Bidakarya, Jakarta, Jumat (27/11) malam.
"Terima kasih kepada Menkes atas penghargaan tersebut, mudah-mudahan dapat memberikan motivasi kepada masyarakat untuk hidup sehat," ujar Longki yang berkarir di lingkungan Kementerian Kesehatan sebelum menjadi Bupati Parigi Moutong (delapan tahun) dan Gubernur Sulteng 2011-2016 itu.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng Anshayari Arsyad mengatakan penghargaan itu pantas diterima Gubernur Longki Djanggola karena berbagai prestasi bidang kesehatan yang dicapai berkat kepemimpinan dan kebijakan beliau.
"Tidak hanya memimpin dan membuat kebijakan, tetapi beliau peduli dan aktif turun langsung di tengah-tengah masyarakat dan staf untuk melaksanakan, mengawasi dan mendorong berbagai kegiatan bidang kesehatan guna mengangkat derajat kesehatan dan motivasi masyarakat agar hidup sehat," ujarnya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Promosi Kesehatan Dinkes Sulteng Alvina A.Deu mengemukakan berbagai catatan penting keberhasilan Gubernur Longki Djanggola yang mendapat apresiasi Meskes adalah membentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Penanggulangan Krisis Kesehatan dan Matra, yang hingga kini merupakan UPTD satu-satunya di Indonesia.
"Selama ini, penanggulangan krisis kesehatan di Indonesia dilakukan langsung oleh Kemenkes Pusat, tetapi di Sulteng, gubernurnya membentuk UPTD tersendiri sejak 2012 sehingga penangulangan krisis kesehatan semakin efektif," ujarnya.
Gubernur Longki Djanggola juga membentuk tim terpadu pengendalian schistosomiasis sehingga prevalensi penyakit langka dan berbahaya yang ditularkan keong schisto itu bisa turun dari 4 pada 2011 menjadi di bawah 1 saat ini.
Gubernur Longki Djanggola juga membentuk struktur organisasi berupa Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular pada Bidang Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan DInkes Sulteng yang sampai saat ini hanya ada di Sulteng.
Seksi pengendalian penyakit tidak menular ini, menurut Alvina, dibentuk karena semakin tingginya prevalensi penyakit tidak menular seperti diabetes, jantung, ginjal, dan hipertensi.
"Salah satu kegiatan seksi ini adalah melatih para ajudan dan staf khusus pejabat-pejabat di Sulteng dalam penanganan darurat terhadap penderita penyakit jantung dan hipertensi," ujarnya.
Gubernur Longki Djanggola, kata Alvina, juga mendapat apresiasi yang tinggi karena telah membuat perda kawasan-kawasan tanpa rokok, dan akan menjadi model percontohan karena gubernur sudah berhenti merokok.
Alina menyebut berbagai keberhasilan Longki lainnya yang telah dinilai dan diakui tim dari Kemenkes yang beranggotakan 20 orang seperti berbagai kegiatan dan kebijakan dalam pengendalian vilariasis, HI/Aids, malaria dan penyelenggaraan jaminan kesehatan masyarakat secara terintegrasi, terkoordinasi, sinkron dan sinergis.
Tim Kemenkes, kata Alvina, juga mengapresiasi Gubernur Sulteng dan Kadis Kesehatan terkait pembedayaan UPTD Promosi Kesehatan sebagai icon daerah, pembuatan film dokumenter mengenai schistosoimiasis dan keberhasilan pelayanan kesehatan saat Hari Nusantara 2013 serta Sail Tomini 2015 yang berjalan efektif sesuai prosedur tetap yang ada di Kemenkes.