Makassar (ANTARA) - Sebanyak 46 orang santri Al Fatah Tembora, Jawa Timur dari total 774 orang asal Provinsi Sulawesi Selatan yang pulang kampung, telah dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19.
"Hari ini ada penambahan empat kasus di Luwu Utara, dan untuk di Pangkep ada dua. Enam orang ini adalah santri pulang dari Jawa Timur, termasuk kelompok kemarin (kluster Tembora)," kata Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Sulsel, Muh Ichsan Mustari saat Video Confrence (Vicon) di Makassar, Selasa malam.
Sebelumnya, data yang dihimpun untuk kluster Tembora di Sulsel, 17 orang santri asal Kabupaten Luwu Utara, 19 santri asal Kabupaten Sinjai, tiga dari Kota Makassar asal Pulau Kodingareng, dan satu asal Kabupaten Bulukumba, dengan total sebanyak 46 orang positif.
Ichsan menambahkan jangan melihat angkanya tapi bagaimana upaya yang dilakukan tim gugus tugas untuk mengisolasi mereka agar tidak terjadi penyebaran lebih luas. Selain itu tetap dilakukan penelusuran pada mereka yang pernah kontak dengan pasien.
Sejauh ini, tercatat pasien positif COVID-19 per tanggal 5 Mei 2020 sebanyak 640, kasus sembuh hari ini bertambah 17 orang, dan secara akumulasi mantan pasien atau yang sudah sembuh COVID-19 tercatat 228 orang.
Sedangkan jumlah positif per hari ini di Sulsel tercatat bertambah 36 kasus, 20 dari Makassar termasuk kluster Tembora enam orang. Selanjutnya 10 orang dari satu toko, selebihnya kontak erat dengan pasien.
Ditempat terpisah, Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdulah mengungkapkan untuk kluster Tembora, ada tiga orang santri positif COVID-19 yang masih berada di Pulau Kodingareng, Kecamatan Sangkkarang, Kota Makassar yang menolak di isolasi di hotel.
"Orang tuanya tidak mau lepas. Sekarang kita kasih pertimbangan agar sayangi keluarganya, kalau anak ini harus dibawa diisolasi di Makassar supaya tidak menular kemana-mana. Makanya kita minta pengertian orang tua santri itu mengikhlaskan anaknya diisolasi tempat nyaman, gizi dijamin, ada dokter memantau," kata dia.
Upaya ini dilakukan, kata dia, untuk kepentingan bersama termasuk keluarga serta tetangganya. Pihak orang tua harus mengikhlaskan anaknya untuk diisolasi mandiri di hotel yang sudah disiapkan pemerintah.
Selain itu, semua yang pernah kontak dengan pasien tersebut masuk Orang Dalam Pemantauan (PDP) di pulau setempat. Saat ini dari informasi diterima, seluruh warga di pulau tersebut sudah mengurung diri guna menghindari kontak dengan pasien yang masih berada di pulau itu.
"Orang tuanya harus sadar dan menyerahkan anaknya diisolasi bersama teman-teman lainnya 19 orang jauh-jauh datang dari Luwu Utara menempuh sembilan jam mau diisolasi, masa dari pulau hanya setengah jam tidak mau. Ini kita minta segera anak itu dibawa ke sini," kata Nurdin.
Berita Terkait
Lima orang tewas akibat kebakaran di Tambora Jakarta Barat
Selasa, 15 Oktober 2024 10:52 Wib
Polisi bongkar sindikat judi online memiliki sekitar 400 ATM
Jumat, 26 Juli 2024 16:10 Wib
Dua jenazah korban kebakaran Tambora belum teridentifikasi
Jumat, 19 Agustus 2022 17:04 Wib
Enam orang tewas akibat kebakaran tempat indekos di Tambora
Rabu, 17 Agustus 2022 11:44 Wib
Polisi tangkap pasangan suami istri pelaku penculikan bayi
Senin, 18 Juli 2022 15:59 Wib
Polisi tangkap pria tega membakar seorang balita anak temannya
Kamis, 13 Januari 2022 18:07 Wib
Polsek Tambora identifikasi pria tewas lompat di area parkir Mal Season City
Sabtu, 13 Februari 2021 6:04 Wib
Polisi kantongi identitas pelaku tawuran yang menyebabkan satu remaja tewas
Senin, 1 Februari 2021 14:28 Wib