BPDPKS latih petani sawit Lutim tingkatkan produktivitas
Makassar (ANTARA) - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) selaku unit organisasi noneselon di bidang pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan bersama Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) melatih seratusan petani sawit asal Kabupaten Luwu Timur (Lutim) Sulawesi Selatan agar dapat meningkatkan produktivitas usaha tani.
"Kami sangat berharap apa yang diberikan oleh para narasumber dalam bimbingan teknis ini bisa diaplikasikan para kelompok usaha tani sawit," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Luwu Timur Amrullah di sela-sela pelatihan di Hotel Arya Duta Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa.
Menurut dia, pelatihan penguatan kelembagaan teknis budi daya kelapa sawit, panen dan pascapanen itu diselenggarakan BPDPKS dan AKPY yang diikuti 162 orang tersebut, diharapkan mampu diaplikasikan dengan baik.
"Dengan pengaplikasian ilmu yang didapatkan di sini diharapkan bisa meningkatkan kualitas budi daya yang pada akhirnya bisa meningkatkan produktivitas hasil sawit di Luwu Timur," tuturnya.
Amrullah menilai materi pelatihan sudah sesuai dengan kebutuhan petani, karena memang dimulai dari penguatan kelembagaan pada kelompok tani masing-masing.
"Artinya, para petani berkelompok untuk merencanakan kebutuhan yang dibutuhkan dalam berbudidaya. Setelah tanaman bagus, itu masuk pada kegiatan budidaya. Hasilnya bagus di pascapanen," katanya.
Ia menyebut luas lahan kebun sawit yang ada di Lutim berdasarkan data 2023 tercatat seluas 9.806,35 hektare dengan jumlah pekebun sebanyak 4.740 Kepala Keluarga (KK).
"Harapan kita bahwa keberadaan petani dan pendamping itu sama-sama bisa menjaga komoditi yang sudah dibudidayakan. Tidak serta merta terpengaruh dengan harga yang ada. Yang biasanya hanya bertahan pada saat produksi sedikit, tapi pada saat melimpah itu berbeda lagi harganya," ujarnya.
Sementara itu, Direktur AKPY Stiper Sri Gunawan mengharapkan para peserta pelatihan dan pendamping nantinya secara masif memberikan sosialisasi kepada masyarakat.
"Kami sangat berharap melalui kelembagaan ini nanti di Luwu Timur bisa mendapatkan program dari BPDPKS lebih banyak dan besar lagi. Kami dari kampus siap untuk mendampingi seandainya nanti dibutuhkan untuk penyusunan proposal. Termasuk kalau ada kaitannya untuk pemetaan," katanya.
"Saya juga berharap anak petani di Luwu Timur ini mengikuti jejak orang tuanya, karena komoditas ini sudah dikelola di sini melalui program beasiswa. Alhamdulillah, tahun ini ada tiga ribu kuota (nasional), kalau di Luwu Timur ada 50-100 (anak)," ujarnya menambahkan.
Sedangkan Asisten 1 Pemkab Lutim Aini Endis Anrika menuturkan pemda mengharapkan pelatihan ini tidak hanya seremonial, tapi ada ilmu pengetahuan yang diserap para petani sawit agar hasil produksinya lebih meningkat setelah mengikuti pelatihan.
"Kami dari Pemkab berharap kegiatan ini ada lagi tahun depan, karena kegiatan ini sangat dibutuhkan baik untuk penyuluh maupun masyarakat untuk meningkatkan produktivitasnya," ucap Aini.
Sebelumnya, Aini menyampaikan sambutan Bupati Lutim H Budiman dalam kegiatan itu.
Ia menyebut tercatat 4.740 KK yang bergerak di sektor kelapa sawit. Produktivitas kelapa sawit Indonesia rendah, hanya berkisar 2-3 ton per hektare per tahun, jauh di bawah Perkebunan swasta yang berkisar 5-6 ton per hektare per tahun.
Kondisi ini berakibat pada kurangnya pendapatan petani, dan menyebabkan rendahnya tingkat kesejahteraan petani tersebut. Rendahnya produktivitas perkebunan rakyat disebabkan pekebun kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan manajerial perkebunan.
Oleh karena itu, diperlukan peningkatan produktivitas guna menghasilkan target produksi CPO Indonesia dengan memerlukan peran sumber daya manusia yang menguasai pengetahuan budidaya serta keterampilan kerja dalam mengelola perkebunan kelapa sawit.
"Kami sangat berharap apa yang diberikan oleh para narasumber dalam bimbingan teknis ini bisa diaplikasikan para kelompok usaha tani sawit," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Luwu Timur Amrullah di sela-sela pelatihan di Hotel Arya Duta Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa.
Menurut dia, pelatihan penguatan kelembagaan teknis budi daya kelapa sawit, panen dan pascapanen itu diselenggarakan BPDPKS dan AKPY yang diikuti 162 orang tersebut, diharapkan mampu diaplikasikan dengan baik.
"Dengan pengaplikasian ilmu yang didapatkan di sini diharapkan bisa meningkatkan kualitas budi daya yang pada akhirnya bisa meningkatkan produktivitas hasil sawit di Luwu Timur," tuturnya.
Amrullah menilai materi pelatihan sudah sesuai dengan kebutuhan petani, karena memang dimulai dari penguatan kelembagaan pada kelompok tani masing-masing.
"Artinya, para petani berkelompok untuk merencanakan kebutuhan yang dibutuhkan dalam berbudidaya. Setelah tanaman bagus, itu masuk pada kegiatan budidaya. Hasilnya bagus di pascapanen," katanya.
Ia menyebut luas lahan kebun sawit yang ada di Lutim berdasarkan data 2023 tercatat seluas 9.806,35 hektare dengan jumlah pekebun sebanyak 4.740 Kepala Keluarga (KK).
"Harapan kita bahwa keberadaan petani dan pendamping itu sama-sama bisa menjaga komoditi yang sudah dibudidayakan. Tidak serta merta terpengaruh dengan harga yang ada. Yang biasanya hanya bertahan pada saat produksi sedikit, tapi pada saat melimpah itu berbeda lagi harganya," ujarnya.
Sementara itu, Direktur AKPY Stiper Sri Gunawan mengharapkan para peserta pelatihan dan pendamping nantinya secara masif memberikan sosialisasi kepada masyarakat.
"Kami sangat berharap melalui kelembagaan ini nanti di Luwu Timur bisa mendapatkan program dari BPDPKS lebih banyak dan besar lagi. Kami dari kampus siap untuk mendampingi seandainya nanti dibutuhkan untuk penyusunan proposal. Termasuk kalau ada kaitannya untuk pemetaan," katanya.
"Saya juga berharap anak petani di Luwu Timur ini mengikuti jejak orang tuanya, karena komoditas ini sudah dikelola di sini melalui program beasiswa. Alhamdulillah, tahun ini ada tiga ribu kuota (nasional), kalau di Luwu Timur ada 50-100 (anak)," ujarnya menambahkan.
Sedangkan Asisten 1 Pemkab Lutim Aini Endis Anrika menuturkan pemda mengharapkan pelatihan ini tidak hanya seremonial, tapi ada ilmu pengetahuan yang diserap para petani sawit agar hasil produksinya lebih meningkat setelah mengikuti pelatihan.
"Kami dari Pemkab berharap kegiatan ini ada lagi tahun depan, karena kegiatan ini sangat dibutuhkan baik untuk penyuluh maupun masyarakat untuk meningkatkan produktivitasnya," ucap Aini.
Sebelumnya, Aini menyampaikan sambutan Bupati Lutim H Budiman dalam kegiatan itu.
Ia menyebut tercatat 4.740 KK yang bergerak di sektor kelapa sawit. Produktivitas kelapa sawit Indonesia rendah, hanya berkisar 2-3 ton per hektare per tahun, jauh di bawah Perkebunan swasta yang berkisar 5-6 ton per hektare per tahun.
Kondisi ini berakibat pada kurangnya pendapatan petani, dan menyebabkan rendahnya tingkat kesejahteraan petani tersebut. Rendahnya produktivitas perkebunan rakyat disebabkan pekebun kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan manajerial perkebunan.
Oleh karena itu, diperlukan peningkatan produktivitas guna menghasilkan target produksi CPO Indonesia dengan memerlukan peran sumber daya manusia yang menguasai pengetahuan budidaya serta keterampilan kerja dalam mengelola perkebunan kelapa sawit.