Makassar (ANTARA) -
PT PLN (Persero) menghadirkan inovasi SuperSUN dalam memperkuat komitmennya memberikan akses listrik bagi seluruh wilayah Indonesia, termasuk kawasan terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kehadiran inovasi SuperSUN ini menjadi dedikasi PLN menerangi area terpencil dalam rangka memperingati Hari Listrik Nasional (HLN) ke-79. PLN memiliki tantangan tersendiri, mengingat daerah 3T kerap memiliki hambatan geografis dan keterbatasan infrastruktur.
General Manager PLN UID Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) Budiono melalui keterangannya, di Makassar, Senin, menyatakan bahwa SuperSUN merupakan bukti nyata komitmen PLN dalam mewujudkan listrik yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Di Kampung Menra, Sinjai, tim PLN harus menembus hutan dan melintasi jembatan setapak untuk membawa material," katanya berkisah.
Ia juga menceritakan tantangan yang dihadapi tim PLN untuk mencapai Dusun Lamiko-miko, Luwu Utara yang memerlukan perjalanan laut selama satu jam dengan perahu kecil dari dermaga Desa Waelawi.
Menurut Budiono, listrik sangat penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. “Dengan listrik, masyarakat dapat memulai usaha seperti berjualan es dan menyimpan ikan hasil tangkapan di kulkas. Mereka juga bisa beribadah dengan nyaman di rumah ibadah,” ujar Budiono.
Dia berpesan kepada masyarakat untuk menjaga dan merawat fasilitas PLN agar bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Ia menambahkan bahwa SuperSUN adalah karya anak bangsa dari PLN, yang menggabungkan PV Rooftop dengan sistem penyimpanan energi baterai mikro (BESS) dan dilengkapi meteran alternatif dengan daya 450 VA, 900 VA, dan 1300 VA. Pelanggan juga dapat memantau penggunaan listrik mereka melalui aplikasi di smartphone.
PLN hadir di Kampung Menra, Kabupaten Sinjai, dan Dusun Lamiko-miko, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulsel, dengan menyediakan 50 unit mikro pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan sistem penyimpanan energi (energy storage) yang dinamakan SuperSUN, untuk melayani 50 pelanggan di kedua dusun tersebut.
Dusun Lamiko-miko, yang terletak di tepi Teluk Bone, merupakan wilayah pesisir terpencil, sehingga satu-satunya cara untuk menuju ke dusun tersebut adalah menggunakan kapal. Sementara Kampung Menra berada di dalam kawasan hutan yang sulit dijangkau.
Penduduk Lamiko-miko dan Menra sebagian besar bekerja di sektor kelautan, perikanan, dan perkebunan. Kondisi geografis yang menantang seringkali membatasi akses mereka ke layanan publik, seperti pendidikan dan kesehatan, serta infrastruktur kelistrikan.
Dengan hadirnya SuperSUN, masyarakat kini dapat menikmati listrik selama 24 jam tanpa harus bergantung pada genset, katanya lagi.
Apresiasi datang dari Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani yang menyatakan PLN adalah BUMN yang senantiasa hadir bagi masyarakat Indonesia.
"Kami di Pemerintah Kabupaten Luwu Utara sangat mengapresiasi upaya PLN dalam melistriki wilayah 3T di Luwu Utara," ujar dia.
Ia juga menjelaskan bahwa tantangan geografis di dusun tersebut, yang dikelilingi sungai panjang, membuat pembangunan jaringan listrik konvensional menjadi sangat sulit. “Alhamdulillah, inovasi SuperSUN dari PLN telah menjadi solusi nyata untuk menyediakan listrik 24 jam,” kata Indah pula.
Senada dengan itu, Penjabat Bupati Sinjai Andi Jefrianto Asapa juga memberikan apresiasi atas inisiatif PLN.
"Kami berterima kasih kepada PLN atas inovasi ini. Kehadiran listrik di Kampung Menra memungkinkan warga menikmati cahaya untuk berbagai aktivitas, termasuk kegiatan belajar mengaji bagi anak-anak pada malam hari," ujar Andi.
Dia menekankan bahwa SuperSUN adalah langkah PLN dalam menyediakan energi ramah lingkungan melalui tenaga surya, dan berharap program ini bisa diperluas ke lebih banyak daerah terpencil.
Salah satu warga Dusun Lamiko-miko, Rapida, menyampaikan rasa syukurnya kepada PLN. Ia menceritakan bahwa sebelumnya warga hanya bisa menikmati listrik dari genset antara pukul 18.00 hingga 22.00 dengan biaya Rp90 ribu per bulan.
Kini, berkat SuperSUN, biaya yang dikeluarkan turun menjadi Rp40.000 per bulan, dan listrik tersedia 24 jam penuh.
"Sebelumnya, kami harus menyeberang laut selama 30 menit ke Malangke hanya untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Kini dengan listrik 24 jam, kehidupan kami jauh lebih mudah," ujar Rapida.
PLN mencatat bahwa hingga September 2024, rasio elektrifikasi di Sulawesi Selatan (Sulsel) telah mencapai 99,99 persen. Hal ini membuktikan komitmen PLN terhadap prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) dalam mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PLN hadirkan inovasi SuperSUN jangkau daerah 3T di Sulsel