Makassar (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Bidang Kesehatan, Ketenagakerjaan dan Jaminan Sosial Nihayatul Wafiroh, beri kuliah umum bertema Transformasi Kebijakan Publik di Bidang Kesehatan di Unhas, Tamalanrea, Makassar, Jumat.
Nihayatul Wafiroh dalam pemaparannya fokus membahas poin penting dalam transformasi kebijakan kesehatan, terutama yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. UU ini mengubah tatanan kesehatan yang ada, salah satunya sebagai respons terhadap pandemi COVID-19.
“Kita kekurangan tenaga kesehatan dan secara kesehatan kita tidak mandiri, bahkan tidak memiliki kemandirian dalam produksi vaksin,” ujarnya.
Ia juga menyoroti kelebihan Indonesia dalam memiliki fasilitas kesehatan hingga ke tingkat puskesmas, yang memberikan dasar kemandirian dalam pelayanan kesehatan. Hanya saja, tenaga kesehatan di Indonesia belum merata, terutama dokter spesialis.
Dalam kesempatan itu ia embahas sejumlah kebijakan dan harapan pada era Presiden Prabowo. Salah satunya mendukung setiap rumah sakit daerah agar bisa melakukan operasi jantung dan penanganan kemoterapi. Pemerintah juga akan menyediakan beasiswa kedokteran melalui kerja sama dengan pemerintah daerah.
Selain itu ia memaparkan 10 poin penting dalam UU Kesehatan, yang mencakup aspek pencegahan, akses layanan, industri kesehatan nasional, dan kesiapan bencana.
Ia juga menyinggung masalah sosial dalam dunia kesehatan, seperti kasus perundungan di kalangan dokter spesialis penyakit dalam, yang menurut survei memiliki angka kejadian perundungan tertinggi.
Sementara Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa dalam sambutannya menyampaikan pentingnya investasi dalam bidang kesehatan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa, sekaligus memperkuat perekonomian nasional.
“Memang sudah saatnya kita lihat investasi di bidang kesehatan, sehingga bisa lebih produktif dan meningkatkan daya saing bangsa melalui penguatan ekonomi. Kami harap pemerintah terus menjadi mitra kami terkait isu kesehatan karena itu topik penting dan krusial yang perlu kita lihat secara lebih mendalam,” ujarnya.
Lebih lanjut ia juga menekankan kesiapan Unhas untuk berpartisipasi aktif dalam riset, termasuk pengembangan vaksin, guna mendukung transformasi sistem kesehatan di Indonesia.
Rektor juga berharap agar pendidikan kesehatan tidak hanya dilihat secara umum, tetapi dengan pendekatan yang lebih spesifik sesuai kebutuhan di lapangan.