Bantaeng, Sulsel (ANTARA Sulsel) - Tim Reaksi Cepat (TRC) Pandu Gempita Sipakatau Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan menemukan 200-an pekerja anak asal Butta Toa (Bantaeng) yang bekerja di Kabupaten Sinjai.
"Mereka umumnya menjadi buruh pengangkut batu merah," kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantaeng Syahrul Bayan, di Bantaeng, Selasa (24/2).
Menurut mantan Kabag Humas dan Protokol Pemda Kabupaten Bantaeng tersebut dari sejumlah anak yang berhasil ditemui di belakang Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Sinjai, terungkap sedikitnya ada 30 unit truk yang membawa batu merah.
"Setiap truk rata-rata membawa anak antara dua hingga lima orang, sehingga bila ditotal jumlahnya menjacapai 200-an orang anak," terang Syahrul Bayan yang juga Kepala Sekretariat UPT SPMKS Pandu Gempita Sipakatau.
Selain masalah pekerja anak, Tim terpadu yang berkoordinasi dengan instansi setempat juga menerima informasi tentang adanya pengemis dan anak jalanan yang juga mengaku dari Bantaeng.
"Konon para pengemis itu diorganisir oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Karena itu, kami akan berkoordinasi dengan instansi terkait di Kabupaten Sinjai," ujarnya.
Menurut Syahrul yang lebih akrab disapa SBY, temuan tim terpadu yang tergabung dalam TRC Pandu Gempita Sipakatau Kabupaten Bantaeng akan dibuat rekomendasi.
Rekomendasi terebut antara lain, bagaimana mengembalikan pekerja anak ini kembali ke dunianya, misalnya memasukkan kembali di sekolah atau ada Kelompok Belajar dari Dikpora.
"Bahkan diupayakan Program Keluarga Harapan, dan untuk pelaku dunia usaha khususnya pengusaha batu merah, kami akan merekomendasikan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan khususnya Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Program Jaminan Kematian (JKM)," katanya. Agus Setiawan