Makassar (ANTARA Sulsel) - Pengusaha sekaligus pemilik usaha penukaran mata uang nasional Haji Latunrung tutup usia pada 84 tahun.
Almarhum menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit Grestelina. "Benar bapak meninggal siang tadi karena sakit yang dideritanya selama ini," sebut La Tinro anak kandung H Latunrung, melalui pesan singkat di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.
Almarhum disemayamkan di rumah duka jalan Wolter Monginsidi, terlihat bahkan puluhan karyawan maupun sejumlah keluarga maupun kerabat yang terhimpun dalam organisasi Massenrempulu asal Kabupaten Enrekang berkumpul di rumah duka.
Pria yang dikenal sederhana ini melahirkan sesuatu yang bermanfaat bagi bangsa ini sehingga dimanfatkan masyarakat. Haji La Tunrung merupakan pribumi asal Sulsel, orang pertama mendirikan Bank Antar Indonesia pada 1959 kemudian diadopsi daerah lainnya karena sukses menguasai Indonesia.
Masa kejayaan putra daerah Kabupaten Enrekang ini pada usia 25 tahun, tidak ingin berhenti sampai disitu usaha bisnisnya kemudian merambah ke bisnis perusahaan dengan skala nasional.
Bisnis tersebut berupa penukaran uang dengan namanya sendiri PT Haji Latunrung perusahaan Authorized Money Changer (AMC) diusia 29 tahun membuka kantor pertama di jalan Wolter Monginsidi Kota Makassar.
Usahanya ini pun sukses hingga merambah ke beberapa provinsi di Indonesia dengan kantor cabang di seluruh Indonesia lebih dari dua puluh perwakilan. Perusahaan ini memperdagangkan 28 mata uang asing pada usia 29 tahun.
La Tunrung pun tidak hanya berkipra di dunia bisnis, tetapi pada bidang pendidikan serta dakwah. Selain itu La Tunrung merupakan mantan Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar ketiga priode 1965-1969.
Pada Saat Dies Natalis UMI 2007 lalu, pria ini juga dianugerahi pin emas dari Yayasan UMI karena dianggap sebagai tokoh pendidikan serta dakwah. Selain di UMI Makassar La Tunrung pernah menjabat sebagai anggota Dewan Kurator Universitas Hasanuddin.

