Mamuju (Antara Sulbar) - Ide besar pendirian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Geologi Pertambangan Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat ternyata digagas di salah satu warung kopi di Kota Mamuju oleh sejumlah anak muda.
"Semenjak berdiri pada 2012 dan sempat meminjam salah satu sekolah SMP di Kecamatan Kalukk,u Kabupaten Mamuju, selama setahun, SMK yang telah memiliki puluhan alumni serta memiliki ratusan siswa tersebut kini menunjukkan eksistensinya," kata Nurdin Ashat yang merupakan pendiri Yayasan Punggawa Malolo, di Mamuju, Senin.
Ia mengatakan, kini SMK itu memiliki sekolah sendiri dan memiliki sekitar 10 ruang kelas baru, padahal awal pendiriannya hanya berawal dari diskusi bersama sejumlah teman teman yang merasa terpanggil membangun daerah disektor pendidikan untuk meningkatkan sumber daya manusia, lahirlah ide membangun SMK Geologi Pertambangan Mamuju ini, dengan mendirikan sebuah yayasan dan Alhamdulillah sekolah ini telah terakreditasi.
Nurdin yang merupakan putra daerah Mamuju mengatakan, Yayasan Punggawa Malolo yang menaungi SMK Geologi Pertambagan Mamuju telah menerima bantuan pemerintah melalui APBN dan APBD sehingga sarana yang dimiliki SMK Geologi Pertambangan Mamuju, dianggap cukup menampung siswa yang menempuh pendidikan di sekolah tersebut.
"Sudah tiga tahun ini bantuan diterima SMK Punggawa Malolo, dan juga telah dibantu biaya operasional sekolah serta bantuan sarana untuk memenuhi kebutuhan peningkatan pelayanan pendidikannya," kata Nurdin yang telah menjadi ahli geologi setelah menempu pendidikan di Bandung dan merupakan peneliti tambang di Mamuju.
Nurdin Ashat yang merupakan alumni Teknik Geologi Universitas Hasanuddin Makassar ini, mengatakan, SMK Geologi Pertambangan Kabupaten Mamuju yang dinaungi Yayasan Punggawa Malolo telah berupaya meningkatkan sumber daya siswanya dengan melakukan survei geomagnet untuk mengindentifikasi geofisika jebakan emas untuk mengetahui anomali emas di Kecamatan Kalaumpang Kabupaten Mamuju yang memiliki potensi tambang emas.
Praktik itu merupakan kali kedua setelah sebelumnya bekerja sama dengan Pemkab Mamuju. Survei dilakukan pertama kali di sejumlah kecamatan di Mamuju diantaranya di Kecamatan Topoyo, Tapalang, Simboro, dan Kecamatan Bonehau.
SMK Geologi Pertambangan juga telah mampu menghasilkan cincin batu, melalui kerajinan sederhana dengan dikembangkannya industri batu mulia di SMK pertambangan, yang bernilai ekonomi tinggi, industri batu mulia di SMK pertambangan belum dikomersilkan, untuk dapat menghasilkan secara ekonomis, karena bahan baku batu yang masih harus dicari sebagai bahan baku industi "gamstone" tersebut.
Selain itu bekerjasama dengan Satuan pengusaha pertambangan (SPP) galian C di Provinsi Sulawesi Barat bekerjasama dengan SekolahMenengah Kejuruan (SMK) Geologi Yayasan Punggawa Malolo Kabupaten Mamuju bekerjasama melaksanakan program penyusunan laporan pertambangan.
"Ini adalah bentuk kegiatan inovasi memajukan sektor pertambangan galian C yang ada di Sulbar di sektor manajerial pelaporan penyusunan pengelolaan tambang, para siswa SMK tersebut untuk membantu pekerja tambang menyusun laporan pengelolaan tamban galian C," kata Nurdin yang pernah menjadi dosen tetap di Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia ini.
Ia mengatakan, manajemen pengusaha tambang yang selama ini kekurangan tenaga teknis menyusun laporan pengelolaan tambang diharapkan terbantu dengan program yang dilaksanakan ini, sehingga baik pengusaha dan siswa masing-masing saling terbantu.

