Makassar (Antara Sulsel) - Deputi Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan wilayah Sulselbar, Sultra dan Maluku BPJS Kesehatan, I Made Puja Yasa mengatakan warga Sulsel yang terdaftar dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) baru sekitar 7,1 juta orang.
"Dari 9,4 juta warga Sulsel, yang terdaftar dalam program JKN baru sekitar 7,1 juta," kata I Made Puja Yasa di Makassar, Senin.
Ini berarti, kata dia, masih ada 2,3 juta masyarakat yang tak memiliki jaminan sosial kesehatan.
"Masih ada PR sekitar 25 persen yang harus direkrut kembali sampai 1 Januari 2019," katanya, usai menemui Gubernur Sulsel, di Rumah Jabatan Gubernur, Senin 20 Oktober.
Puja menyebutkan pihaknya bersama pemerintah daerah telah bekerja keras untuk kepesertaan. Salah satunya melakukan integrasi jaminan kesehatan daerah ke dalam program JKN milik BPJS.
Hanya saja, pihaknya mengakui salah satu kelompok yang belum terdaftar dengan baik adalah masyarakat miskin.
"Di lapangan masih banyak masyarakat miskin yang belum tercaver di dalam program ini. Ini menjadi kewajiban pusat dan daerah untuk menjamin pelayanan kesehatan," ucapnya.
Terkait kendala dalam pelaksanaan program JKN di Sulsel. Pria keturunan Bali ini menjelaskan ada pada ketersediaan fasilitas kesehatan (faskes) baik sarana maupun sumber daya manusia (SDM).
Sesuai standar WHO (organisasi kesehatan dunia) untuk fasilitas kesehatan tingkat pertama, rasio perbandingan antara dokter dan peserta harusnya cukup 1 banding 5000 peserta. Sementara di Sulsel perbandingannya mencapai 1 dokter banding 5800 peserta.
Untuk sarana, utamanya kamar perawatan di Sulsel radionya sudah cukup baik. Yaitu 1 kamar berbanding 800 peserta, atau lebih dari persyaratan yaitu 1 kamar berbanding 1000 peserta. Namun ada daerah yang masih 1 kamar banding 3000. Terkait kendala-kendala ini ada tiga pihak yang bertanggung jawab, pemerintah baik pusat dan daerah, BPJS kesehatan dan instansi pelayan kesehatan.