Bali (ANTARA) - National Center for Sustainable Transportation Technology (NCSTT) dari Indonesia, berkolaborasi dengan tiga negara menggelar konferensi mengenai teknologi baterai dan kendaraan listrik (EV) pertama di Asia Tenggara yang diselenggarakan di kawasan Nusa Dua, Bali, mulai Selasa (9/5).
Dalam konferensi yang disebut “ASEAN Battery and Electric Vehicle Technology Conference” (ABEVTC), NCSTT, bekerja sama dengan Singapore Battery Consortium, Thailand Energy Storage Technology Association (TESTA), dan didukung oleh Hioki E.E Corporation, perusahaan pabrikan Jepang untuk alat uji dan pengukuran.
“Kami sangat bersemangat untuk segera berkolaborasi dengan lembaga-lembaga ASEAN dalam mengembangkan dan mempromosikan ekosistem baterai,” ujar Direktur NCSTT, Leonardo Gunawan, ditemui di Bali, Selasa.
Leonardo menyebut konferensi ini sebagai langkah awal untuk menuju sistem transportasi yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan di kawasan ASEAN termasuk Indonesia.
Kolaborasi ini bertujuan untuk memajukan teknologi baterai pada kendaraan listrik, termasuk dalam hal keselamatan, standar, dan penelitian ekonomi sirkular untuk membangun industri transportasi yang kompetitif dengan dukungan nasional yang kuat.
“Ini akan berkontribusi pada keberhasilan dan pertumbuhan industri penyimpanan energi di kawasan ini,” tambah dia.
Secara spesifik, konferensi yang diselenggarakan hingga Kamis (11/5) itu berupaya untuk menciptakan berbagai peluang baru, gagasan-gagasan inovatif, serta pertukaran pengetahuan di antara para profesional, akademisi, dan pembuat kebijakan dari negara-negara di ASEAN.
Forum ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan baik di antara para pelaku industri guna membangun komunitas ASEAN untuk kolaborasi di masa mendatang, khususnya mengenai teknologi baterai EV.
Sementara Bali, dipilih menjadi tempat penyelenggaraan konferensi tingkat ASEAN ini karena menjadi salah satu provinsi yang mengedepankan isu lingkungan, termasuk penggunaan kendaraan listrik di Tanah Air.
“Bali saya lihat sudah ada kebijakan yang nyata dalam mendukung kebutuhan itu dan mulai mengundang industri untuk berkontribusi dalam pengembangan kendaraan listrik,” jelas Leonardo.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, Samsi Gunarta turut hadir mendukung acara tersebut.
“Bali sudah mendeklarasi menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang ingin memberi transformasi pada dunia kendaraan listrik, dan kami mengejar program nol emisi pada 2045,” ujar Samsi.
Kesepakatan yang tertulis dalam penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MOU) antara enam asosiasi terkemuka di wilayah ASEAN juga akan dilakukan pada konferensi ini.
MoU itu bertujuan membuka peluang kolaborasi penelitian dan pengembangan di bidang baterai EV dan mempromosikan ekosistem baterai di ASEAN.
NCSTT, lembaga yang ditetapkan sebagai tuan rumah pusat keunggulan transportasi nasional oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI itu, telah diakui secara global sebagai pusat penelitian transportasi nasional.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Konferensi teknologi baterai EV pertama di ASEAN digelar di Bali