Mamuju (ANTARA) - Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Barat berkomitmen meningkatkan kesejahteraan para petani sawit di daerah itu melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
"Program PSR ini sebagai upaya dari pemerintah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas kebun kelapa sawit rakyat, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani sawit," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sulbar Herdin Ismail di Mamuju, Rabu.
Untuk mengoptimalkan program PSR tersebut, Dinas Perkebunan Provinsi Sulbar melaksanakan sosialisasi penilaian fisik dengan melibatkan Tim Tenaga Pendamping Kemajuan Fisik (PKF) dari tiga kabupaten sebagai sentra pengembangan kelapa sawit, yakni Kabupaten Mamuju, Mamuju Tengah dan Pasangkayu.
Kegiatan yang berlangsung di Kabupaten Pasangkayu itu menghadirkan narasumber dari Ditjenbun Kementan dengan materi review Surat Edaran Ditjenbun tentang Penilaian Fisik Kebun serta dari Pos Sawit PPKS wilayah Sulawesi dengan materi budi daya kelapa sawit yang benar.
Penilaian fisik kebun dalam konteks program PSR bertujuan mengevaluasi dan mengukur tingkat keberhasilan program pada tanaman kelapa sawit yang berumur minimal 36 bulan setelah tanam.
Proses itu melibatkan pengukuran berbagai aspek penting seperti kesehatan tanaman, pertumbuhan dan produktivitas.
"Penilaian yang akurat sangat penting dalam kerangka pendanaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Kementerian Keuangan untuk memastikan bahwa dana yang dialokasikan digunakan secara efektif dan tepat sasaran," kata Herdin Ismail.
Salah satu fokus utama dari program PSR, lanjut Herdin Ismail, adalah meningkatkan produktivitas kebun kelapa sawit, dengan salah satu indikator utama dalam penilaian adalah tandan buah segar (TBS).
"Kami telah menetapkan standar TBS minimal sebesar 3,5 kilogram per tandan untuk kebun yang masuk dalam program peremajaan ini," kata Herdin Ismail.
Herdin Ismail menyampaikan pada hari kedua sosialisasi, peserta melakukan praktik langsung di lahan petani di Desa Bajawali, Kabupaten Pasangkayu.
Dari hasil penilaian, lanjutnya, menunjukkan bahwa rata-rata TBS pada lahan seluas empat hektare yang dinilai melebihi standar minimal tersebut.
"Bahkan, kami menemukan beberapa lokasi dengan TBS mencapai hingga delapan kilogram per tandan. Ini adalah indikasi positif bahwa kebun yang dinilai tidak hanya memenuhi, tetapi melebihi harapan produktivitas yang diharapkan dari program PSR," ujarnya.
Ia berharap sosialisasi tersebut dapat memperkuat kapasitas petugas dan pengelola kebun dalam melakukan penilaian fisik yang akurat serta memastikan keberhasilan dan keberlanjutan Program PSR di Sulbar.
Sawit merupakan salah satu komoditas unggulan perkebunan Sulbar dan salah satu komoditas penyumbang PDRB Provinsi Sulbar pada subsektor perkebunan, sekaligus penyumbang devisa bagi negara.
Sehingga, lanjutnya, pemerintah pusat melalui BPDPKS Kementerian Keuangan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perkerbunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian meluncurkan program PSR dengan tujuan meningkatkan produksi dan produktivitas kebun kelapa sawit rakyat, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani sawit.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Disbun Sulbar tingkatkan kesejahteraan petani melalui program PSR
Berita Terkait
Ditjen Perkebunan monitoring Program Beasiswa SDM Sawit di Politeknik ATI Makassar
Kamis, 31 Oktober 2024 14:22 Wib
TBS sawit Sulbar naik Rp81,35/kg
Senin, 14 Oktober 2024 1:17 Wib
Mahasiswa Unhas juara 1 lomba riset sawit nasional
Senin, 7 Oktober 2024 14:09 Wib
Mendag: Indonesia memaksimalkan komoditas sawit untuk dalam negeri
Kamis, 29 Agustus 2024 15:33 Wib
Harga TBS sawit di Sulbar alami kenaikan
Selasa, 13 Agustus 2024 9:08 Wib
Pemprov Sulbar antisipasi ulat api serang tanaman sawit di Mamuju Tengah
Jumat, 9 Agustus 2024 7:15 Wib
Indonesia penuhi permintaan minyak nabati dunia hingga 22 persen
Jumat, 2 Agustus 2024 20:42 Wib
Kemenkeu memusatkan pameran produk UKMK Sawit di Makassar
Jumat, 2 Agustus 2024 1:13 Wib