TP PKK Gowa kampanyekan gizi seimbang lewat Festival Pangan
Makassar (ANTARA) - Tim Penggerak PKK Kabupaten Gowa, Sulsel bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Gowa menggelar Festival Pangan Lokal tahun 2019 untuk mengampanyekan makanan yang Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA).
Ketua TP PKK Kabupaten Gowa, Priska Paramita Adnan di Baruga Tinggimae, Rumah Jabatan Bupati Gowa, Selasa, mengungkapkan masalah kekurangan gizi saat ini memang menjadi perhatian pemerintah.
"Karena itu kami ikut serta membantu menyosialisasikan konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman dengan melaksanakan festival pangan lokal bersama dinas ketahanan pangan," jelasnya.
Menurut finalis Indonesian Idol itu, salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan SDM berkualitas yaitu melalui perbaikan pola konsumsi pangan, lauk pangan sumber karbohidrat, protein maupun sumber vitamin dan mineral.
Oleh karena itu, Priska berharap dengan adanya festival pangan tersebut mampu memantapkan kemandirian dengan memanfaatkan hasil potensi alam daerah seperti sagu, sukun, jagung, singkong, ubi jalar, kentang dan pisang serta bahan pangan lainnya yang mengandung nutrisi.
"Semoga ini tidak berhenti sampai di sini, tetapi masyarakat bisa mengaplikasikan secara permanen sehingga memberikan dampak positif terhadap peningkatan nilai tambah produk makanan," harap Priska.
Kegiatan yang menghadirkan masakan kreasi dari 18 kecamatan ini dilakukan untuk mengolah bahan pangan seperti kentang, ubi-ubian, sukun dan bahan pangan lainnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Gowa, Layla Azis Hamrat mengatakan kegiatan tersebut melibatkan masyarakat yang merupakan kader atau binaan PKK untuk menyajikan masakan dari olahan pangan dalam rangka memanfaatkan potensi pangan lokal dan mengurangi konsumsi nasi.
"Masyarakat sekarang dipenuhi mindsetnya harus makan nasi padahal dengan kentang, ubi sudah bisa kenyang dengan kalori yang lebih rendah dan bergizi tentunya," ungkapnya.
Selain mengubah kebiasaan mengonsumsi nasi, Layla mengungkapkan ini juga dilakukan agar masyarakat bisa berkreasi dalam menciptakan menu baru.
Misalnya ubi yang bukan hanya bisa dibuat keripik tetapi bisa diolah dengan menjadikan makanan berat yang mengenyangkan dan masyarakat lebih sehat lagi.
"Kami berharap pangan lokal yang ada di Gowa bisa dimanfaatkan dengan baik, bukan hanya digoreng tapi bisa diolah menuju kehidupan yang lebih sehat dengan mengurangi nasi," harapnya.
Ketua TP PKK Kabupaten Gowa, Priska Paramita Adnan di Baruga Tinggimae, Rumah Jabatan Bupati Gowa, Selasa, mengungkapkan masalah kekurangan gizi saat ini memang menjadi perhatian pemerintah.
"Karena itu kami ikut serta membantu menyosialisasikan konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman dengan melaksanakan festival pangan lokal bersama dinas ketahanan pangan," jelasnya.
Menurut finalis Indonesian Idol itu, salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan SDM berkualitas yaitu melalui perbaikan pola konsumsi pangan, lauk pangan sumber karbohidrat, protein maupun sumber vitamin dan mineral.
Oleh karena itu, Priska berharap dengan adanya festival pangan tersebut mampu memantapkan kemandirian dengan memanfaatkan hasil potensi alam daerah seperti sagu, sukun, jagung, singkong, ubi jalar, kentang dan pisang serta bahan pangan lainnya yang mengandung nutrisi.
"Semoga ini tidak berhenti sampai di sini, tetapi masyarakat bisa mengaplikasikan secara permanen sehingga memberikan dampak positif terhadap peningkatan nilai tambah produk makanan," harap Priska.
Kegiatan yang menghadirkan masakan kreasi dari 18 kecamatan ini dilakukan untuk mengolah bahan pangan seperti kentang, ubi-ubian, sukun dan bahan pangan lainnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Gowa, Layla Azis Hamrat mengatakan kegiatan tersebut melibatkan masyarakat yang merupakan kader atau binaan PKK untuk menyajikan masakan dari olahan pangan dalam rangka memanfaatkan potensi pangan lokal dan mengurangi konsumsi nasi.
"Masyarakat sekarang dipenuhi mindsetnya harus makan nasi padahal dengan kentang, ubi sudah bisa kenyang dengan kalori yang lebih rendah dan bergizi tentunya," ungkapnya.
Selain mengubah kebiasaan mengonsumsi nasi, Layla mengungkapkan ini juga dilakukan agar masyarakat bisa berkreasi dalam menciptakan menu baru.
Misalnya ubi yang bukan hanya bisa dibuat keripik tetapi bisa diolah dengan menjadikan makanan berat yang mengenyangkan dan masyarakat lebih sehat lagi.
"Kami berharap pangan lokal yang ada di Gowa bisa dimanfaatkan dengan baik, bukan hanya digoreng tapi bisa diolah menuju kehidupan yang lebih sehat dengan mengurangi nasi," harapnya.