Makassar (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan Kantor Regional 6 Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) merilis pengaduan konsumen dan pelayanan debitur di Sulawesi Selatan hingga Februari 2023 yang diterima umumnya pengaduan masalah perbankan.
"Pengaduan yang diterima baik lewat surat tertulis, kontak 157, dan melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) sebanyak 573 pengaduan," kata Kepala OJK KR6 Sulampua Darwisman di Makassar, Kamis.
Dia mengatakan, dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi perlindungan konsumen, OJK KR6 Sulampua pada tahun 2022 telah memfasilitasi dan menindaklanjuti seluruh pengaduan konsumen.
Sebagai gambaran, kategori permasalahan yang diterima selama 2 Januari hingga 28 Februari 2023 di Sulsel dan Sulbar sebanyak 138 pengaduan yang didominasi oleh pengaduan di sektor perbankan (74 pengaduan) dan perusahaan pembiayaan/leasing (29 pengaduan).
Adapun detail permasalahan didominasi mengenai jasa/sistem pembayaran, laporan SLIK dan restrukturisasi kredit.
Menurut Darwisman, OJK berkomitmen untuk terus memperkuat upaya perlindungan konsumen sektor jasa keuangan melalui peningkatan kualitas layanan pengaduan kontak 157 atau melalui whatsapp 081-157-157-157, pengajuan tertulis dan optimalisasi APPK.
Selain melakukan fasilitasi pengaduan, OJK juga memfasilitasi permohonan informasi debitur melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) yang dilakukan secara daring (www.idebku.ojk.go.id) dan tatap muka terbatas dengan mengedepankan protokol kesehatan.
” Selama 2 Januari hingga 28 Februari tahun 2023, sebanyak 1.119 permintaan informasi debitur telah dilayani Kantor OJK Regional 6 Sulampua," kata Darwisman.
Sementara itu, OJK juga merilis kinerja perbankan di Sulsel yang tercatat tumbuh positif, ditopang fungsi intermediasi yang tinggi dan disertai tingkat risiko yang tetap aman.
Darwisman mengatakan,permintaan kredit di Sulsel masih jauh lebih besar dibanding penyimpanan Dana Pihak Ketiga (DPK). Kabar baiknya, pertumbuhan kredit tetap berkualitas dan sehat.
Kondisi itu karena kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 120,10 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level aman 2,73 persen.
Sementara total aset perbankan di Sulawesi Selatan posisi Januari 2023 tumbuh 6,12 persen dari periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) dengan nominal mencapai Rp172,47 triliun, terdiri dari aset Bank Umum Rp169,21 triliun dan aset BPR Rp3,26 triliun.