Hamilton, Kanada (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyatakan keprihatinan sangat mendalam atas meningkatnya jumlah korban sipil akibat serangan berkelanjutan Israel di Lebanon.
"Sekretaris Jenderal sangat prihatin dengan meningkatnya jumlah korban sipil yang kita saksikan di kawasan Beirut," kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric, dalam konferensi pers.
Dujarric mencatat bahwa daerah pemukiman di Beirut, Lebanon, "kembali" menjadi sasaran "serangan udara Israel yang intens semalam."
Dia menambahkan, "Serangan ini terus berlangsung tanpa henti di wilayah lain Lebanon. Jumlah korban sipil akibat kampanye (militer) ini sama sekali tidak dapat diterima."
Dujarric mendesak semua pihak untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur sipil.
Ia juga menyampaikan bahwa Imran Riza, koordinator khusus wakil PBB untuk Lebanon, mengumumkan penambahan dana sebesar 2 juta dolar AS (sekitar Rp31,2 miliar) dari dana kemanusiaan Lebanon "untuk menangani situasi yang memburuk, sehingga total alokasi menjadi 12 juta dolar AS (sekitar Rp187,2 miliar) sejauh ini."
Mengutip Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), Dujarric menyatakan keprihatinan PBB atas keselamatan warga sipil, terutama setelah adanya perintah evakuasi yang dikeluarkan Israel di wilayah selatan Lebanon.
Dujarric menegaskan kembali bahwa Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) tetap melaksanakan misinya "meski dalam situasi yang sangat berbahaya."
Dia menambahkan bahwa misi tersebut terus mendesak semua pihak untuk menurunkan ketegangan dan sepenuhnya melaksanakan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.
Resolusi 1701, yang diadopsi pada 11 Agustus 2006, menuntut penghentian permusuhan antara Lebanon dan Israel serta pembentukan zona demiliterisasi antara Garis Biru, batas de facto antara Lebanon dan Israel, dan Sungai Litani, yang hanya mengizinkan angkatan bersenjata Lebanon dan UNIFIL memiliki senjata dan perlengkapan militer di area tersebut.
Sekjen PBB ‘sangat prihatin’ dengan situasi yang memburuk di Tepi Barat yang diduduki
Juru bicara PBB juga menyampaikan keprihatinan Guterres atas memburuknya situasi di Tepi Barat yang diduduki.
"Sekretaris jenderal sangat prihatin dengan situasi yang memburuk di sana, termasuk serangan udara Israel tadi malam di kamp pengungsi Tulkarem, yang dilaporkan menewaskan 18 warga Palestina, termasuk anak-anak, serta melukai banyak lainnya," kata Dujarric.
"Dia dengan tegas mengutuk kematian itu," tambahnya, mengutip seruan Sekjen PBB untuk "kepatuhan ketat terhadap hukum internasional," serta menegaskan bahwa warga sipil dan infrastruktur sipil harus dilindungi setiap saat.
Dujarric juga kembali menekankan perlunya komunitas internasional bersatu untuk mengakhiri siklus kekerasan dan mengejar "solusi dua negara, yang tetap menjadi satu-satunya resolusi yang adil dan langgeng bagi konflik Israel-Palestina."
"Kekerasan yang kita saksikan ini harus dihentikan," tegasnya.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PBB sebut serangan Israel di Lebanon "sama sekali tidak bisa diterima"