Tokoh agama di Sulbar dinilai berhasil bangun kerukunan beragama
Mamuju (ANTARA) - Tokoh agama di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) dinilai telah berhasil membangun kerukunan umat beragama sehingga tercipta situasi aman dan damai.
"Tokoh agama seperti kyai maupun tokoh organisasi masyarakat (Ormas) bidang keagamaan, maupun tokoh masyarakat, telah berhasil membangun kerukunan umat beragama di Sulbar," kata Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Keagamaan Makassar Kementerian Agama (Kemenag) RI, Dr Syafrillah Sahrir, di Mamuju, Rabu.
Ia mengatakan indeks kerukunan beragama di Sulbar tumbuh positif dan lebih baik dari kerukunan umat beragama yang tercipta secara nasional.
"Indeks kerukunan beragama Sulbar diukur berdasarkan triangulasi yang merupakan metode dengan memadukan metode kualitatif dan metode kualitatif, dan hasilnya kerukunan beragama di Sulbar tercipta dengan baik," katanya.
Menurut dia, meskipun masyarakat Sulbar majemuk dan heterogen namun masyarakat hidup dalam keadaan rukun dan damai karena telah tercipta kerukunan beragama.
"Hal tersebut juga merupakan keberhasilan pemerintah dalam membangun kerukunan beragama, meskipun gerakan fundamentalisme beragama, juga terjadi di Sulbar," katanya.
Ia mengatakan, kerukunan beragama di Sulbar harus tetap dijaga dan dipelihara dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dengan semangat integrasi, karena bangsa Indonesia dibangun dengan semangat itu.
Kepala kanwil Kemenag Sulbar Dr Syafrudin Baderung meminta agar tokoh agama, ormas dan tokoh masyarakat tetap menjaga kerukunan beragama di Sulbar.
"Kerukunan beragama di Sulbar tetap terpelihara dan tidak mengarah ke arah tendensi sosial, khusus di Kabupaten Mamasa yang pemeluk agamanya berimbang mesti diberikan perhatian khusus untuk meningkatkan kerukunan umat beragama," katanya.*
"Tokoh agama seperti kyai maupun tokoh organisasi masyarakat (Ormas) bidang keagamaan, maupun tokoh masyarakat, telah berhasil membangun kerukunan umat beragama di Sulbar," kata Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Keagamaan Makassar Kementerian Agama (Kemenag) RI, Dr Syafrillah Sahrir, di Mamuju, Rabu.
Ia mengatakan indeks kerukunan beragama di Sulbar tumbuh positif dan lebih baik dari kerukunan umat beragama yang tercipta secara nasional.
"Indeks kerukunan beragama Sulbar diukur berdasarkan triangulasi yang merupakan metode dengan memadukan metode kualitatif dan metode kualitatif, dan hasilnya kerukunan beragama di Sulbar tercipta dengan baik," katanya.
Menurut dia, meskipun masyarakat Sulbar majemuk dan heterogen namun masyarakat hidup dalam keadaan rukun dan damai karena telah tercipta kerukunan beragama.
"Hal tersebut juga merupakan keberhasilan pemerintah dalam membangun kerukunan beragama, meskipun gerakan fundamentalisme beragama, juga terjadi di Sulbar," katanya.
Ia mengatakan, kerukunan beragama di Sulbar harus tetap dijaga dan dipelihara dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dengan semangat integrasi, karena bangsa Indonesia dibangun dengan semangat itu.
Kepala kanwil Kemenag Sulbar Dr Syafrudin Baderung meminta agar tokoh agama, ormas dan tokoh masyarakat tetap menjaga kerukunan beragama di Sulbar.
"Kerukunan beragama di Sulbar tetap terpelihara dan tidak mengarah ke arah tendensi sosial, khusus di Kabupaten Mamasa yang pemeluk agamanya berimbang mesti diberikan perhatian khusus untuk meningkatkan kerukunan umat beragama," katanya.*