Makassar (ANTARA) - Perseroan Terbatas Perusahaan Listrik Negara (PT PLN) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) merilis transaksi stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) sejak pertama dihadirkan telah mencapai 6.881 transaksi.
"Jumlah transaksi sejak SPKLU pertama kali beroperasi hingga saat ini mencapai 6.881 transaksi di area Sulselrabar," ujar General Manager PLN UID Sulselrabar Budiono di Makassar, Jumat (3/1).
Transaksi di SPKLU PLN, kata Budiono, terus bertambah. Hal tersebut menjadi hasil dari upaya PLN bagai pemimpin dalam transisi energi menuju net zero emission pada tahun 2060 dalam mendukung penuh pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
Budiono menambahkan bahwa penggunaan mobil listrik dapat menekan biaya operasional.
Jika menggunakan kendaraan berbahan bakar fosil, kata dia, rata-rata biaya operasional per kilometer adalah Rp800,00. Namun, dengan mobil listrik, biaya operasionalnya hanya sekitar Rp200,00/kilometer.
"Jadi, ini sangat hemat," ujarnya.
General Manager PLN UID Sulselrabar berharap Kota Makassar, yang merupakan hub Indonesia bagian timur, terus maju, berinovasi, dan menjadi contoh bagi daerah lain.
Ia juga mendorong masyarakat untuk mulai menggunakan kendaraan listrik karena efisiensi dan kontribusinya pada program Transisi Energi.
Sebelumnya, PLN menambah satu SPKLU di Kota Makassar di akhir tahun 2024, tepatnya di Kantor PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Karebosi Kota Makassar. SPKLU ini berjenis medium charging dengan spesifikasi daya 1 x 25 kW.
Menurut dia, SPKLU adalah bukti nyata bahwa PLN siap memberikan kemudahan bagi pelanggan pemilik kendaraan listrik untuk melakukan pengisian daya di mana saja.
"Kami sudah melakukan perjalanan menggunakan mobil listrik, mulai dari Makassar hingga Bulukumba, lalu ke Watampone, dan kembali ke Makassar. Alhamdulillah, di mana pun ada PLN, kita bisa melakukan pengisian daya listrik," katanya.